Skip to main content

Pengembangan Kawasan Perbatasan Kabupaten Gresik dengan Kabupaten Lamongan Secara Terpadu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kawasan perbatasan Kabupaten Gresik dengan Kabupaten Lamongan dari lima variable antara lain karakteristik fisik dasar, karakteristik fisik binaan, transportasi, kependudukan, dan perekonomian, menganalisis permasalahan keterpaduan kebijakan pengembangan kawasan perbatasan dan menyusun konsep kerjasama antar Kabupaten Gresik dengan Lamongan. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan evaluatif. Permasalahan Keterpaduan rencana dikaji dengan menggunakan metode  Delphi yang dilakukan dalam tiga kali putaran atau dua kali ileterasi sehingga didapatkan solusi, bentuk, ruang lingkup dan jangka waktu kerjasama pengembangan kawasan perbatasan Kabupaten Gresik dengan Lamongan. Permasalahan keterpaduan perencanaan ini berasal dari perbedaan rencana antara kedua kabupaten, perbedaan rencana dengan kondisi eksisting dan adanya rencana/proyek yang membutuhkan kerjasama antara pemerintah daerah. Konsep kerjasama yang telah didapatkan antara lain Joint Agreements (pengusahaan bersama), Handshake Agreement, dan Fee for Service Contracts (service agreements). Bentuk kerjasama Handshake Agreement digunakan untuk permasalahan keterpaduan perencanaan seperti perbedaan produk rencana seperti perbedaan fungsi kecamatan, penyediaan sarana, dan penyesuaian kebijakan jalan. Bentuk kerjasama Fee for Service Contracts (service agreements) digunakan untuk rencana penggunaan TPA Ujungpangkah sebagai TPA di Kawasan perbatasan dan bentuk kerjasama Joint Agreements (pengusahaan bersama) untuk rencana pembangunan Jalan Tol, angkutan umum, pembangunan Bendung Gerak Sembayat.


METODE PENELITIAN

     Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif evaluatif. Sedangkan untuk metode yang digunakan yakni metode kuantitatif untuk mengetahui karakteriistik dan metode kualitatif untuk menentukan pengembangan kawasan perbatasan. Metode kuantitatif menggunakan instrumen penelitian, analisis data kuantitatif dengan tujuan menguji dugaan yang ditetapkan. Metode kualitatif adalah metode yang digunakan pada kondisi alamiah dengan menggunakan human istrumen (Sugiyono, 2007:8). Variable yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1)      Untuk mengetahui karekteristik kawasan perbatasan
§  Karakteristik fisik dasar
§  Karakteristik fisik binaan
§  Aksesibilitas
§  Sosial kependudukan
§  Ekonomi
2)      Untuk mengetahui permasalahan keterpaduan kebijakan pengembangan kawasa perbatasan
§  Keterpaduan dan ketidak paduan Kebijakan antara daerah
3)      Menyusun arahan pengembangan kawasan perbatasan
  §Kerjasama antar pemerintah daerah


KESIMPULAN

     Permasalahan keterpaduan perencanaan ini berasal dari perbedaan rencana antara kedua kabupaten, perbedaan rencana dengan kondisi eksisting dan adanya rencana/proyek yang membutuhkan kerjasama antara pemerintah daerah. Konsep kerjasama yang telah didapatkan antara lain Joint Agreements (pengusahaan bersama), Handshake Agreement, dan Fee for Service Contracts (service agreements) sesuai dengan permasalahan keterpaduan perencanaan. Perbedaan produk rencana seperti perbedaan fungsi kecamatan, penyediaan sarana, dan penyesuaian kebijakan jalan menggunakan bentuk kerjasama berupa Handshake Agreement. Permasalahan penggunaan TPA Ujungpangkah sebagai TPA di Kawasan perbatasan menggunakan bentuk kerjasama Fee for Service Contracts (service agreements) serta permasalahan pembangunan jalan Tol, angkutan umum, pembangunan Bendung Gerak Sembayat menggunakan bentuk kerjasama Joint Agreements (pengusahaan bersama)


Comments

  1. mbak.. kalau coppas dr file abstrak skrisspii mbok ya fontnya diganti..
    hihihihi :P

    ReplyDelete
  2. iyah masalahnya kuota inetnya cuman sejam...heheheheh jd on the spot...

    ReplyDelete
  3. huahahaha... curcol :p
    edit drumah dunk..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Memanjangkan Lengan Baju

 G semua lengan baju bisa dipanjangin, tergantung ma bentuknya.....ne kebetulan bisa soalnya cuman bagian ujungnya ajah yang di jahit, jadi bisa dirubah tanpa ngerubah modelnya (yang pake dikancing  ke atas..) Ini dia probelmnya kenapa bisa dipanjangin, soalnya cuman dijahit ajah...dan kalau mau di tarik ketas bisa digulung manual.... Ne peralatan tempurnya..hehehhehehehehehe Jadi dibongkar bagian ini..tar baru dijahit lagi...... Jahitnya dia kali....bagian dalemnya utrus biar kuat bagian luarnya...biar g mbrodol kalo bahasa latinnya....(yang dalem jahit biasa ajah, yang luar tu kayak jahit iket..biar rapi juga... Rapi juga khan..ya walau dalemnya g rapi asal telaten nanti luarnya bisa rapi kuk..... This is it.....lumayan buat yang pake jilbab biar g ribet....ne dari lengan 3/4 bisa jadi 7/8 loh.... nambah sekitar 10 cm......selamat mencoba.....

Masalah

Setiap mausia tidak akan luput dari sebuah kesalahan yang selanjutnya menyebabkan masalah. Tidak ada yang mau tentunya, kalo bisa lari dari masalah. Namun saat tidak ada celah untuk menghindari, salah satunya adalah dengan menghadapinya. Walaupun tidak ada satupun yang menanyakan atau memberi uluran tangan atau bahu, Percayalah ada Allah yang akan selalu hadir dengan tangan terbuka. Setidaknya air mata tidak akan sia-sia karena memang disitulah kita seharusnya menyerahkan segalanya. Mengembalikan semua atas Takdirnya dan bersyukur atas nikmatnya....Alhamdulillah...Maha besar Allah...

Metode Delphi

Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan diputuskan. Proses penetapan Metode Delphi dimulai degan identifikasi masalah yang akan dicari penyelesaiannya (Harold dkk, 1975 : 40-55). Berikut ini merupakan proses Metode Delphi : Metode Delphi yang mula-mula dikembangkan oleh Rand Corporation untuk keperluan militer, kini banyak digunakan dalam prakiraan teknologi dan banyak  bidang lain (Maassen dan Van Vought, 1984); Uniersity of Washington, 1985). Tujuan metode Delphi adalah untuk mendapatkan konsensus tentang hal-hal yang tidak mempunyai criteria obyektif (University of Washington; 1985 ; Rchel et al, 1985). Metode Delphi pada dasarnya merupakan suatu konperensi jarak jauh dengan menggunakan kuisioner. Menurut maassen dan van Vught (1984) hasil metode Delphi lebih teliti dan tingkat konsensus lebih tinggi daripada hasil pertemuan tatap muka dalam lokakarya. Hal in